Arsip untuk November, 2011

Siang tadi di sekitar Kota Kupang begitu terik dan puanasnya. Gerak tubuh sedikit saja sudah menghasilkan produksi keringat berlebih. Kalau aq diminta pilih berkeringat karena olahraga apa berkeringat karena kepanasan, maka satu-satunya jawaban adalah berkeringat olahraga!.

Kalau tubuh kita temperaturnya meningkat, maka termoregulasi yang dikendalikan oleh hipotalamus, akan menjalankan mekanisme, yaitu (1) vasodilatasi, (2) berkeringat dan (3) penurunan pembentukan/produksi panas tubuh. Vasodilatasi adalah mekanisme pelebaran pembuluh darah perifer di seluruh bagian tubuh. Dengan pelebaran tersebut memungkinkan panas tubuh yang berlebih bisa segera keluar. Berkeringat akan terjadi, saat tubuh melewati temperatur kritis, yaitu 37 derajat celcius, dan tubuh akan menghambat kuat mekanisme pembentukan panas. Contoh : menggigil, sebagai metabolisme tambahan, akibat aktivitas otot, tidak mungkin terjadi.

Disamping mekanisme di atas, ada mekanisme perilaku, yaitu banyak minum ( apalagi yang segar dan dingin 🙂 ), kipas-kipas badan, memakai pakaian yang lebih tipis, dan lain-lain. Nah, maraknya penjual es buah, es campur dan es degan di Kota kupang, adalah proses produktif mengantisipasi gelombang panas saat ini, dan sebagai bagian memenuhi mekanisme perilaku terhadap peningkatan suhu tubuh.

Apakah anda harus benci dengan keadaan ini? tentu tidak! Demikian juga sebaliknya kalau hujan terus-menerus saat musim penghujan nanti. Paling-paling, hanya menggerutu, hehe….

Nah, sore tadi adalah hujan pertama yang cukup merata di atas Penfui. Udara menjadi segar, bau tanah menyegarkan memori akan segarnya musim penghujan yang segera datang. Sepertinya, prakiraan BMKG kali ini tepat dan datang lebih awal !, atau jangan-jangan hujan kali ini hanya hujan basa-basi, lewat sesaat dan mudah dilupakan, entah kapan terjadi, karena setelahnya tidak hujan-hujan dalam jangka waktu yang lama.

Semoga tidak, karena BMKG memprediksi musim hujan normal

“Jelas sekali terlihat behavior Komodo kini berubah karena pengaruh manusia. Setiap datang turis, Komodo diumpani kambing. Hasilnya, Komodo yang terbiasa dekat dekat dengan manusia enggan kembali ke habitatnya – itu justru membahayakan dirinya sendiri. Beruntung kebiasaan diumpani sudah dihentikan,” sahut Prof. Ir. IDP Putra Sastrawan, MAg.Sc, Sang Pakar Komodo.

Kondisi komodo di Pulau Komodo dan sekitarnya cukup sehat. Mereka mendapat lingkungan yang ideal bagi pertumbuhannya. Yakni, cuaca yang panas, gersang, dan hewan-hewan calon mangsa yang harus mereka kejar. Kalau cuaca kurang panas, ia akan kekurangan vitamin D yang berguna untuk menguatkan tulang-tulangnya. Jika Komodo mendapat asupan makanan yang lebih dari cukup, maka tubuh komodo semakin menggembung. Sambungan tulang-tulangnya membengkak. Hal itu diperburuk oleh tubuh yang gembrot, komodo malas bergerak. “Tubuhnya semakin gendut sampai tidak bisa bergerak sama sekali. Dia hanya bisa makan terus sampai akhirnya mati.

Artikel ini asli (tidak aq rubah) dari Ciputraentrepreneurship.com dan okezone.com. Sengaja aq publish kembali di blog ini supaya bisa menambah wawasan tentang pentingnya Komodo dan Habitatnya dijaga supaya tetap asli dan alami, seminim-mungkin ada interaksi dengan manusia luar.
—————————————————————————————————alifis@corner

Berkat ketekunannya mengurusi komodo, Prof Putra Sastrawan sangat dikenal di luar negeri. Dia banyak menjadi konsultan kebun binatang yang merawat komodo. Saat ini dia getol mempromosikan komodo sekaligus menjaga kelestariannya. Siapakah dia?

Putra-Sastrawan. Usianya memang sangat senior. Mei tahun depan dia berusia 70 tahun. Rambutnya terlihat tipis dan sudah banyak yang berwarna putih. Tapi, semangat Putra untuk mendorong pelestarian komodo melebihi mereka yang masih muda. Apalagi, pengetahuannya sebagai profesor komodo membuat dia disegani, baik di dalam negeri maupun luar negeri. “Komodo itu sudah menjadi bagian dari hidup saya,” kata Putra, baru-baru ini.

Bapak tiga anak itu merupakan salah seorang ahli komodo dari Indonesia yang cukup dikenal di luar negeri. Sebab, dia merupakan salah seorang di antara segelintir orang yang sejak awal merawat komodo. Pada 1969, dia ikut terjun langsung di habitat asli reptil purbakala itu di Pulau Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saat itu Putra mendampingi Dr Walter Auffenberg dari Florida State Museum University of Florida. Mereka meneliti kehidupan makhluk buas bernama latin varanus komodoensis itu.

Penelitian berlangsung sekitar tiga tahun. Hasil penelitian itu, Auffenberg menerbitkan buku berjudul Behavioral Ecology of Varanus Komodoensis in Komodo Island and the Adjacent Islands. “Buku itu adalah buku monumental tentang komodo yang pernah diterbitkan. Orang menyebutnya the Bible of Komodo (kitab Injilnya Komodo-Red),” katanya.
(lebih…)

Komodo sebagai Presiden saja?

Posted: November 4, 2011 in Uncategorized

Aq tidak mungkin hendak menambah runyam polemik tentang vote komodo, hanya saja ingin sedikit melepas unek-unek karena aq juga warga NTT. Aq senang Komodo terkenal, masyarakat NTT jadi sejahtera, tapi harus diingat Komodo dan habitatnya… jangan karena N7W juga, kita jadi terpecah-belah !

Kalau pembaca melihat Pic Vote Komodo yang aq silang merah tidak bermaksud provokasi ( aq pasang di blog sebelum rame-rame vote via sms) , tapi hanya sekedar refleksi, sehingga kita menjadi warganegara yang sadar diri. Anda juga bisa baca alasannya di Komodo Berdikari @ kupangntt.wordpress.com
—————————————————————————–alifis@corner
Bagi yang mau vote Komodo silahkan sms, karena tinggal 8 hari lagi ! dan memang ada peningkatan yang signifikan, lihat pic dibawah ini.


Growing faster, Green means the Finalist has accelerated !

Nah, kalau ingin menang kirim lagi-kirim lagi, tidak ada yang melarang. TAPI aq tidak akan vote sms ! KENAPA?

Bagai makanan basi yang kembali dihangatkan !

Aq dalam beberapa hari belakangan menerima sms cukup bertubi-tubi yang isinya ‘vote komodo’ untuk menjadi N7W !. Apa yang bisa aq pikirkan?
(lebih…)