Angsa : Si Monogamis yang Suka ‘Bersih’

Posted: Maret 25, 2011 in Pengalaman Unik
Tag:,

Sudah sejak lama, Aq dan istri berkeinginan memelihara angsa. Bahkan demi mewujudkan keinginan itu, sudah 2 – 3 kali kami berkeliling sekitaran Kupang sambil bertanya dan melihat2 kalo2 ada yang punya angsa dan sekaligus bisa dibeli. Dasarnya aq orang kampung, ketika domisili di Kupang-pun, ingin juga pelihara angsa karena orangtuaq di Nganjuk, Jawa Timur-pun sejak aq kecil sudah memelihara angsa. Istriq, di Pasuruan-pun juga begitu. Apalagi, sejak kami mempunyai tetangga pak Badrudin – mbak Wiwik yang juga memelihara angsa, keinginan itu tambah kuat. Dengan bantuan Beliau2, akhirnya dapatlah kami sepasang angsa muda.

Ata, juniorq, tanya: kok ayah sebut angsa ‘banyak’?, hehe… memang bahasa jowo-nya angsa itu banyak. Jadi, banyaknya banyak dong, katanya, hehe… 🙂 . Memang mengasikkan memelihara angsa. Selain hewannya mengesankan, kuat tapi juga bersih. Sifat yang menarik lagi adalah setia menerapkan ikatan monogamis dengan angsa pasangannya, dikala banyak orang berkeinginan poligami, hehe…. Om Wiki, bilang: angsa membentuk ikatan monogami yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus, ikatan ini dapat berlangsung seumur hidup. ‘Perceraian’ kadang-kadang terjadi jika proses bersarang mengalami kegagalan. Atau, ditinggal mati betina-nya, seperti angsa punya Pak Badrudin, tetangga kami, sehingga ngak-ngak sendirian. Kasihan ya…
Satu sifat lainnya, yang menyenangkan adalah suka mengejar-ngejar ‘nyosor’ siapapun yang ‘penakut’. Angsa sepertinya bisa membaca gerak dan ‘aura’ siapapun yang berada di dekatnya. Kalo nada-nadanya ragu bahkan takut, sudah….soorrr !!!, tapi kalo biasa saja dan cuekk bebek, hehe… ( padahal bebek-pun takut sama angsa), Insya Allah angsa-pun keder dan tidak berani macam-macam.

Karena ‘kebersihannya’, angsa hampir tiap hari mandi dengan air bersih. Karena tidak ada saluran air, maka aq sediakan ember mandi. Air hari kemarin jangan harap dipake mandi lagi, ya… aq gunakan untuk siram bunga. Lalu, isi lagi…Kalo habis aktifitas mandi-nya – biasanya sekalian bercinta, kedua angsa keluar dari ember dan mulai sibuk ‘ ber-grooming’ ria, membersihkan bulunya, maksudnya.

Nah, untuk sarangnya, dalam 2 minggu ini , disela-sela sore hari, aq sempatkan buat kandangnya, hampir jadi , hehe… DI alam, sebenarnya sarang angsa biasanya berada di daratan dekat perairan, dan jaraknya sekitar satu meter. Tapi berhubung Kupang adalah Kota Karang, maka ya ‘ kandang’-lah yang dibuatkan – bukan sarang,

Satu lagi, yang mencengangkan, membuat emakq di Nganjuk terkejut, adalah harganya ! Eehh, pas aq crita ke Emak kami belinya disini 500 ribu sepasang, Emak malah, jualan angsa. Kalo ada yang berminat dikasih harga muraaaah sekaliiii, hanya 40 ribu sajaaa !!! per-ekor. Weleh, kalo di kupang aq sudah dapat 12 angsa, gilee. Angsa Emak di Nganjuk ada 7-an, ditambah yang mengeram ada 2 angsa masing-masing 7 dan 8 telur. Kalo menetas semua jadi 22 ekor angsa, Hehehe… betapa repot kasih makannya. 🙂

Yang masih kuingat, ukuran telur angsa itu jumbo. Ukuran rata-rata telur angsa adalah (tinggi x diameter) 113 x 74 mm dan berat 340 g. Jadi, dulu kalo emak buat lauk telur goreng, cukup ambil satu, bisa dikeroyok rame-rame, hehe….. 🙂
Menurut Om Wiki, Angsa adalah burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae. Bebek dan Angsa berleher pendek juga terdapat di famili Anatidae. Angsa bersama angsa berleher pendek masuk ke dalam subfamili Anserinae namun Angsa memiliki suku sendiri, yaitu suku Cygnini. Terdapat tujuh spesies dalam genus Cygnus. Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung air terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu Angsa Putih, Angsa Trompet, dan Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka dapat mencapai panjang tiga meter. Dibandingkan dengan saudaranya, angsa berleher pendek, angsa berukuran lebih besar dalam ukuran dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang lebih besar. Pada angsa dewasa, mereka mempunyai tanda berupa kulit yang tidak ditutupi bulu di antara mata dan paruh. Angsa jantan dan betina mirip, tidak menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Namun ukuran angsa jantan umumnya lebih besar dan lebih berat.

Dan, bagaimana angsa tidur ? ada 2 cara yaitu (1) ‘ndoprok’ dan lehernya yang panjang digulung atau (2) berdiri dengan 1 kaki seperti di foto. 🙂

Dan, yang jelas, Angsa di rumah kini jadi hewan penguasa ! Kucing-kucing takluk semua, tidak berani mendekat, karena sudah merasakan ‘cowel’ mautnya. Ayam, hehe dengar ‘ngak’nya jarak dekat saja, sudah menyingkir. Ibunya anak2, Aik, Ata semula takut. Ibunya, lebih suka melihat dari jauh, jadinya yang kasih makan tiap hari ya…aq. Tapi, Ata dan Aik sekarang sudah tidak merasa takut lagi, karena sudah dikasih trik sama ayahnya. Triknya, yaitu: Maju mendekat, diam jangan mundur selangkah-pun, jangan ragu-ragu, maka…angsa-pun takluk dan ngeloyor menjauh.
Bagi pembaca, trik ini bisa dicoba, kalo dekat2 angsa. Tapi kalo angsa-nya lagi punya anak2, hehe… jangan coba2, gak mempan !!!

Komentar
  1. harimbi berkata:

    sulit sekali membedakan angsa jantan dan betina

  2. joe berkata:

    apa penyebab proses bersarang angsa mengalami kegagalan

  3. Hasto P. berkata:

    Kalo saya juga pengin piara angsa, tapi angsa mute swan (Cygnus olor) alias angsa Eropa seperti yg ada di gambar paling atas yg lagi hadap2an. Soalnya, mute swan lebih besar dan anggun dengan leher yg panjang melengkung dibanding “angsa” yg biasa dipiara di Indo.
    Sedangkan “angsa” yg ada jadi piaraan di Indonesia biasanya adalah angsa CIna (Anser cygnoides) yg dalam bahasa Inggris tidak pernah disebut “swan” melainkan “goose”:)

  4. Ran berkata:

    @harimbi
    beda anak angsa jantan ama betina kl satu indukan. ukuran yg jantan yg paling gede.
    @joe
    Gagal ngeram mungkin krn kena air.basah telurnya.

  5. DAUD berkata:

    KALAU DIKUPANG DIMANA YA KITA BISA CARI ANAKAN ANGSA SOALNYA SAYA MAU BELI MOHON INFONYA

Tinggalkan komentar